Waspadai makanan perusak metabolisme

Makanan perusak metabolisme tubuh. © Oleksandra Naumenko /Shutterstock
Untuk bermetabolisme, tubuh perlu bahan bakar. Yaitu kalori yang didapat dari asupan nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin.

Ketika metabolisme sehat, bukan cuma berat badan yang jadi sehat dan stabil. Tubuh pun terlindung sehingga jauh dari penuaan dan sering sakit.

Sebaliknya, kalori yang sedikit, membuat metabolisme melambat. Ini artinya, kekebalan tubuh menurun, tubuh lebih rentan, dan sejumlah penyakit mengintai.

Sayangnya, walau riset demi riset telah membantah, orang terbiasa percaya bahwa turun naiknya berat badan tergantung pada jumlah kalori. Yakni jumlah yang dikonsumsi, dan juga dibakar tubuh.

Perlu diketahui, jumlah kalori yang setara, belum tentu berdampak sama bagi tubuh. Misal, 100 kalori dari minuman bersoda pasti berbeda dampaknya di tubuh dibanding 100 kalori dari brokoli.

Untuk itulah, mengetahui makanan apa saja yang punya kalori tak sehat itu penting. Agar bisa diwaspadai dan dibatasi sehingga tidak merusak metabolisme secara langsung. Berikut di antaranya dilansir Fox News.

Soda

Soda bisa membahayakan kesehatan karena pemanis yang menggunakan high fructose corn syrup (HFCS). Jenis pemanis pengganti gula ini justru dituding bisa menyebabkan obesitas karena dampak negatifnya terhadap metabolisme tubuh.

Mengonsumsi HFCS dapat menyebabkan kondisi yang disebut "sindroma metabolis". Sindroma ini merupakan kumpulan faktor risiko penyebab diabetes, penyakit jantung, dan bisa berujung pada stroke. Alhasil, segelas soda bisa berdampak langsung pada metabolisme.

Margarin

Lemak trans dalam margarin dapat berpotensi negatif pada jantung sekaligus merusak metabolisme. Alasannya, menyebabkan resistensi insulin--kondisi insulin tidak bisa digunakan secara efektif.

Insulin merupakan hormon yang digunakan untuk membakar lemak dan karbohidrat. Ketika terjadi resistensi, metabolisme melambat dan berat badan bertambah, khususnya di bagian perut karena di bagian tersebut lebih mudah menyimpan lemak.

Roti putih

Roti putih dan karbohidrat sederhana lain sangat mudah dicerna tubuh, karena serat yang berfungsi memperlambat pencernaan telah hilang selama proses pembuatan. Akibatnya, tubuh tidak perlu membakar kalori ekstra, sehingga metabolisme lebih lambat. Coba ganti jenis karbohidrat dengan makanan tinggi serat seperti roti gandum untuk memperbaiki metabolisme.

Daging sapi ternak

Daging sapi yang berasal dari peternakan juga bisa merusak metabolisme tubuh. Alasannya, sapi ternak diberi antibiotik, berbeda dengan sapi alami yang hanya makan rumput.

Menurut penelitian yang dipublikasikan dalam Front Public Health, antibiotik dapat membahayakan bakteri baik dalam usus. Jika jumlahnya berkurang, berat badan bisa bertambah karena tubuh akan mencerna makanan dengan berbeda.

Apel non-organik

Buah organik lebih mahal karena, rendah paparan racun pestisida. Pestisida terkait erat dengan penambahan berat badan akibat perubahan metabolisme.

Sebuah studi pada tikus yang diterbitkan dalam Journal of Medical Toxicology membuktikannya. Oleh karena itu, jangan lupa cuci bersih seluruh buah dan sayur dengan air sebelum dikonsumsi, jika Anda tak membeli yang organik.

Minyak Canola atau Minyak Sayur

Berbeda dengan anggapan sebelumnya yang menyebut minyak canola sehat, fakta menemukan bahwa minyak canola merupakan salah satu sumber utama dari asam lemak omega-6 yang dapat memperlambat metabolisme. Selain menyebabkan peradangan, ini terkait obesitas.

Sebuah ulasan di Jurnal Nutrients menyebutkan bahwa asam lemak omega-6 bisa menyebabkan kekebalan insulin dan leptin. Akibatnya, lemak bisa menumpuk, dan Anda sulit merasa kenyang. Ahli merekomendasikan untuk mengganti minyak canola dengan minyak zaitun, yang terbukti lebih sehat.

Selain membatasi konsumsi makanan di atas, berikut beberapa saran lainnya yang direkomendasikan para ahli untuk memperbaiki metabolisme yang rusak:


  • Hindari olahraga berlebihan.
  • Fokus pada diet sehat seimbang.
  • Pastikan stres dapat dikelola dengan baik.
  • Dapatkan tidur cukup yang berkualitas.
  • Lebih memperhatikan kesehatan pencernaan, di antaranya dengan menghindari diet ketat, meningkatkan asupan protein, makan tiap tiga jam sekali dalam porsi kecil untuk mengembalikan keteraturan tubuh, dan hindari makanan olahan.

Comments

Popular posts from this blog

Ini Potret Wanita-Wanita Yakuza

Pesawat PM Israel Harus Hindari Wilayah Indonesia

3 SMARTPHONE TERBAIK PALING DITUNGGU DI TAHUN 2017!