Planet Mars pernah mengalami zaman es

Planet mars

Planet Mars © Pixabay

Para ilmuwan antariksa belum lama ini mengumumkan satu kesimpulan baru mengenai Planet Mars. Para ilmuwan yakin planet merah itu punya kehidupan lantaran menemukan air yang diperkirakan datang dari zaman es yang berakhir pada 400 ribu tahun silam.


Temuan air di Mars selama ini menjadi kunci utama untuk memahami perubahan Mars dari waktu ke waktu, terutama dugaan apakah Mars mampu menopang kehidupan seperti halnya Bumi. Riset yang pertama kali dipublikasikan di jurnal Science pada Jumat (27/5/2016), ini mengungkapkan bahwa Mars melewati sejumlah siklus zaman es pada masa purbakala.

Berkat bantuan observasi pesawat antariksa robotika Mars Reconnaissance Orbiter (MRO) milik NASA, tim astronom menganalisis gambar radar dari es di kutub utara Mars. MRO yang dilengkapi berbagai instrumen ilmiah untuk melakukan survei di Mars itu melacak pengikisan dan dampak angin yang bisa menjadi petunjuk bagaimana es bisa meningkat dan surut dari waktu ke waktu.

Dengan temuan ini, menurut para ilmuwan, mereka bisa memahami sejarah iklim di Mars. Awalnya para ilmuwan hanya bisa mengembangkan teori tentang Mars tanpa bukti ilmiah yang memadai. "Volume dan ketebalan esnya sesuai prediksi kami sejak awal 2000-an," ujar pemimpin riset Isaac B. Smith di laman Southwest Research Institute in Boulder, Colorado, AS, seperti ditulis Washington Times.

Para ilmuwan yang berbasis di Texas ini menganalisis data dari kutub utara Mars dan menemukan bahwa sekitar 87.000 kilometer kubik es berasal dari sekitar 400.000 tahun yang lalu ketika Neanderthal dan Homo Erectus telah muncul di Bumi.

Para peneliti mengatakan bahwa jika lapisan es telah menutupi planet itu secara merata, lapisan ketebalannya mencapai 60 cm. Tapi zaman es di Mars bertolak belakang dengan zaman es di Bumi.

Di Bumi, zaman es berlangsung hingga suhu kutub dan dataran tinggi lebih dingin dari rata-rata selama ribuan tahun. Tapi di Mars terjadi sebaliknya; kutub menghangat dibanding dataran rendah.

Jadi air menguap dan bergerak ke wilayah khatulistiwa sehingga kemudian membentuk es di dataran menengah. Menurut badan antariksa NASA, suhu di wilayah khatulistiwa Mars hanya mencapai 20 derajat Celcius pada siang hari. Tapi suhu di kutub Mars juga pernah mencapai titik terendah hingga -153 derajat Celcius.

Penemuan terbaru ini disambut gembira Engadget (26/5). Mempelajari perubahan iklim di Mars dianggap bisa menjadi pembanding bagi pemanasan global di Bumi. Mengirim manusia ke Mars juga diyakini sebagai langkah baik untuk meneliti udara dan kondisi air di sana.
Mars jaman es
Tudung es di kutub utara Planet Mars © NASA

Comments

Popular posts from this blog

Yamaha NMax 300 sapa Eropa

Ini Potret Wanita-Wanita Yakuza