Permukaan bulan retak akibat gravitasi bumi
The supermoon of 2012 rises over Entiat, Wash., in this photo by skywatcher Tim McCord snapped on May 5, 2012.
Credit: Tim McCord
Selama ini kita sudah mengetahui bahwa akibat adanya gaya gravitasi bulan, air laut di bumi mengalami pasang naik dan pasang surut. Lalu, apa efek yang diakibatkan oleh adanya gravitasi bumi terhadap bulan?
Berdasarkan penelitian, gravitasi bumi ternyata memberikan efek langsung terhadap permukaan bulan dan dapat menyebabkan patahan atau retakan pada kerak bulan.
Menurut Thomas Watters, ahli planet dari National Air and Space Museum, Washington, relasi dan reaksi antara bumi dan bulan sudah berlangsung sangat lama.
"Sungguh mengejutkan mengetahui bahwa bumi masih mempengaruhi pembentukan bulan saat ini," kata Watters seperti dikutip dari Tribun Network.
Para peneliti, seperti diwartakan oleh TEMPO.co, mempelajari data dari Lunar Reconnaissance Orbiter, wahana pengamat milik Badan Antariksa Amerika Serikat, yang diluncurkan pada 2009.
Pada 2010, berdasarkan citra LRO, para peneliti menemukan bahwa bulan menyusut. Gambar beresolusi tinggi yang dikirim LRO mengungkap keberadaan 14 retakan yang kemungkinan terbentuk ketika inti bulan yang panas berkontraksi dan mendingin.
Setelah enam tahun mengorbit dan mengambil citra bulan, LRO mendeteksi lebih dari 3.200 retakan serupa yang terlihat seperti lereng curam. Tebing-tebing itu adalah rupa permukaan bulan yang paling banyak ditemukan. Sebagian besar mencapai tinggi belasan meter dengan panjang kurang dari 10 kilometer.
Pikiran Rakyat mengungkapkan bahwa analisis retakan ini, yang dianggap hasil dari penyusutan ukuran bulan saat intinya mendingin, terbentuk karena pasang surut gaya gravitasi Bumi.
Watters menyebutkan bahwa ribuan retakan yang ada di bulan itu menunjukkan adanya pola tertentu.
"Ini menunjukkan sesuatu yang lain yang mempengaruhi pembentukan hal itu, sesuatu yang juga bertindak pada skala global," katanya.
Comments
Post a Comment